KLINIK RUMAH TANGGA BAHAGIA edisi 19 Januari 2009
(Kerjasama On Clinic Indonesia - Radio Tellstar 102,7 FM - Majalah Profiles)
Nara Sumber : dr Suryadi, Host : Ised Raya
Tidak semua istri pernah mencapai kepuasan saat berhubungan intim dengan suami.
Itu yang saya tahu dari sharing dengan sahabat-sahabat saya yang sudah menikah. Bukannya mengeluh sih... karena memang betul bahwa puncak kenikmatan bukanlah hal utama yang dicari oleh wanita. Saya bahkan sangat setuju dengan pendapat itu. Tapi... bukankah hubungan yang bekualitas justru tercapai saat suami maupun istri bisa menyelesaikannya sampai tuntas?.
Jadi tidak ada salahnya juga donk. Malah dengar-dengar sebetulnya istri bisa mencapai puncaknya beberapa kali, Kalau tidak salah istilahnya multi orgasme... Ini adalah kelebihan istri yang tidak di miliki oleh suami, Wah kalau begitu istri bisa lebih bahagia!!! Lalu kenapa justru susah untuk mendapatkannya? Multiorgasme itu mitos.. atau fakta ya???
http://lifestyle.okezone.com/index.php/ReadStory/2008/03/20/24/93298/meraih-kepuasan-seks-dengan-multi-orgasme
Seksualitas
Meraih Kepuasan Seks dengan Multi Orgasme
Kamis, 20 Maret 2008 - 11:42 wib
Chaerunnisa - Okezone
ORGASME merupakan pelepasan tiba-tiba ketegangan seksual yang terkumpul dan mengakibatkan kontraksi otot ritmik di daerah pinggul yang menghasilkan sensasi kenikmatan tinggi dan diikuti relaksasi yang cepat. Orgasme sering disebut klimaks yang biasanya berlangsung dalam beberapa detik.
Orgasme pada setiap individu berbeda antara satu orang dengan yang lain dan dirasakan pada waktu yang berbeda. Terkadang orgasme merupakan gelombang sensasi yang meletup-letup dan menakjubkan, sementara lainnya lebih ringan, halus dan tidak terlalu kuat.
Nah, untuk orang yang merasakan orgasme hingga beberapa kali yang disebut multi orgasme. Umumnya, kaum wanita memiliki kemampuan fisik untuk mencapai satu atau lebih orgasme tambahan dalam waktu singkat tanpa jatuh di bawah tingkat kenaikan gairah seksual. Karena itu, multi orgasme banyak dialami oleh wanita.
"Multi orgasme yaitu orgasme yang dirasakan lebih dari satu kali dan jamak dialami pada wanita. Jadi, biasanya kaum Hawa ini mengalami multi orgasme lebih dari satu kali," kata androlog dari RSUP Fatmawati dr Nugroho Setiawan MS SpAnd, ketika dihubungi okezone melalui telepon genggamnya, beberapa waktu yang lalu.
Menurutnya, multi orgasme dapat dirasakan ketika wanita mendapat rangsangan dalam kapasitas yang cukup. "Orgasme yang berulang tidak terjadi pada setiap hubungan seksual saja. Tapi dapat dirangsang atau dicumbu dengan sensasi. Bahkan, bila dilakukan terus menerus akan membuat wanita merasakan orgasme berulang kali," ungkap pengasuh rubrik konsultasi seksual di kanal lifestyle okezone ini.
Menurutnya lagi, sensasi yang dirasakan wanita saat orgasme timbul oleh kontraksi ritmik berkelanjutan dari otot pubokoksigeus. Bersamaan dengan kontraksi dan spinkter anal (otot cincin yang menyempitkan atau meregangkan mulut dubur), rectum dan perineum, rahim dan lapisan luar ketiga vagina (landasan orgasmik), klitoris tertutup clitoral hood, daerah sekitar kelamin berwarna merah, labium minor berubah warnanya menjadi gelap.
"Sensasi orgasme yang memberi perasaan nikmat bagi wanita menimbulkan kelelahan karena ada atraksi dari otot polos. Sehingga ketika kaum wanita telah merasakan multi orgasme, biasanya tidak bisa menikmati hubungan intim dalam waktu yang bersamaan," beber pria ramah ini.
Beda dengan pria, lanjut Nugroho, umumnya mereka tidak mendapat multi orgasme. Tapi berusaha untuk melakukan orgasme yang berkepanjangan (extended multi orgasme).
"Orgasme yang diraih pria dengan cara menimbulkan ejakulasi sedikit demi sedikit. Saat berlangsungnya ejakulasi, pria memasuki tahap pemulihan yang disebut periode refraktori (pembelokan atau pembubaran). Namun, beberapa pria dapat belajar menahan orgasme tanpa berejakulasi, dengan begitu menjadikannya mungkin untuk mengalami orgasme berulang," pungkasnya. (mbs)
--
Ised R
-----------------------------------------------------------------
** yang lagi belajar **
Tuesday, 17 February 2009
Hubungan Sexual yang Terabaikan Akibat Rutinitas
KLINIK RUMAH TANGGA BAHAGIA edisi 16 Februari 2009
(Kerjasama On Clinic Indonesia - Radio Tellstar 102,7 FM - Majalah Profiles)
Nara Sumber : dr Suryadi, Host : Ised Raya
Kesibukan dan rutinitas kita sehari-hari kadang menyita waktu dan
energi yang tidak sedikit. Tidak heran, kalau semua kegiatan
sehari-hari sudah selesai, kita lupa meluangkan waktu untuk hal-hal
lain yang sebetulnya kita butuhkan. Misalnya, kebutuhan untuk hiburan,
kebutuhan untuk bersosialisai, kebutuhan untuk beristirahat, bahkan
kebutuhan kita untuk menjalin hubungan yang lebih dekat dengan
pasangan. Makanya, kadang ada pasangan suami istri yang saking
sibuknya dengan karir dan urusan sehari-hari, akhirnya lupa untuk
menjaga keharmonisan mereka berdua. Bahkan,bukan hanya soal
komunikasi, hubungan intim juga menjadi terabaikan. Sekali seminggu di
akhir pekan, mungkin hanya itu saja waktu yang bisa digunakan. Mungkin
situasi ini sangat berbeda dengan apa yang dialami di saat-saat awal
pernikahan. Nah, menghadapi situasi seperti ini, kadang kita menemukan
pasangan yang mengabaikan, dengan anggapan bahwa kebutuhan untuk
menjalin hubungan intim dengan pasangan tidaklah penting. Apa benar
seperti itu.. Ini mitos atau fakta ya....
http://lifestyle.okezone.com/index.php/ReadStory/2008/03/22/24/93663/jangan-abaikan-seks
Seksualitas
Jangan Abaikan Seks
Sabtu, 22 Maret 2008 - 10:25 wib
SEBAIKNYA jangan anggap enteng aktivitas seksual pasutri yang semakin
berkurang.Bisa jadi itu tanda bahaya kehidupan seksual dalam rumah
tangga Anda.
Jika diingat kembali dalam seminggu ini, berapa kali Anda dan pasangan
melakukan hubungan intim? Dua kali, empat kali, setiap hari, atau
tidak sama sekali? Hal ini dialami Diah,29 tahun.Dalam sebulan, jadwal
berhubungan intim dengan suami bisa dihitung dengan jari. Berkurangnya
intensitas berhubungan intim bermula dari kesibukan suami di kantor
baru, sebulan lalu.Penyesuaian diri dengan pekerjaan suami menyita
perhatian suami.
Memang sejak kehadiran sang buah hati,Nanda,dua tahun lalu, aktivitas
hubungan seksual mereka berkurang. Namun, satu bulan terakhir
intensitas berhubungan intim semakin jarang. ''Dalam sebulan ini hanya
beberapa kali, misalnya saat mau berhubungan intim anak tiba-tiba
rewel atau suami yang pulang terlalu larut sehingga sudah tidak mood
bercinta,'' keluh ibu rumah tangga ini.
Berkurangnya intensitas berhubungan intim bukanlah perkara sederhana
dan bi- sa diabaikan. Menurut Ketua Asosiasi Seksologi Indonesia dr I
Putu Gede Kayika SpOG(K), berhubungan intim bermanfaat untuk
meningkatkan hubungan suami-istri. ''Hubungan seksual bisa menimbulkan
relaksasi, ketenangan,dan mampu mengurangi ketegangan. Dengan begitu,
hubungan seksual sebaiknya tetap dilakukan dan dipertahankan untuk
kelangsungan hidup berumah tangga,'' paparnya.
Terkait kuantitas berhubungan intim, tidak ada patokan yang tepat
mengenai berapa kali berhubungan intim.''Semua tergantung kebutuhan
masing-masing pasangan. Jika istri menghendaki seminggu sekali dan
suami menyetujui, berarti tidak ada masalah," ujar staf pengajar di
Universitas Indonesia ini.
Hal itu tergantung kesepakatan dan kesiapan suamiistri berdasarkan
komunikasi antarpasangan.Komunikasi yang lancar antarpasangan mampu
menciptakan seks yang sehat,indah,dan memuaskan kedua pihak. Selain
itu, keintiman pasangan suami-istri tidak hanya diwujudkan dalam
hubungan seksual, juga aktivitas- aktivitas seksual.Aktivitas seksual
meliputi memeluk, mencium,dan meraba bagian sensitif pasangan mampu
membantu menghidupkan kehidupan seksual pasutri. Jangan anggap remeh
intensitas hubungan intim yang berkurang. J
ika berlarut-larut, bisa menjadi kebiasaan dan menyebabkan menurunnya
libido bahkan hilang. Hal itu akan mengancam kelangsungan rumah tangga
dan lama-kelamaan akan menimbulkan ketidakpuasan salah satu pasangan.
Pasangan yang mengabaikan pentingnya berhubungan intim bisa
menyebabkan kehilangan libido bahkan turunnya dorongan seksual.
"Bukan hanya terjadi pada wanita, pria bisa mengalami hal yang sama.
Masalah ini pula yang menyebabkan pasangan mengunjungi terapis seks,''
ujar Associate Professor of Biobehavioral Health & Women's Studies at
Pennsylvania State University Patricia Koch PhD.
Meskipun bukan suatu penyakit,tidak berarti begitu saja
diabaikan.Terlebih, bila masalah seksual ini berlangsung selama
beberapa bulan dalam satu tahun terakhir, ''Masalah dorongan seksual,
gangguan yang sulit didefinisikan karena menyangkut psikologis dan
fisiologis. Dengan demikian, perlu segera dicari tahu penyebab utama
permasalahan ini,'' kata Koch, yang juga President of the Society for
the Scientific Study of Sexuality.
Seks Rutin Jauhkan Impotensi
Jumat, 4 Juli 2008 | 15:59 WIB
BERBAGAI penelitian menunjukkan betapa banyak faedah yang diperoleh
dari aktivitas seksual yang dilakukan secara sehat, rutin, dan benar.
Manfaatnya tentu bukan hanya akan dirasakan langsung oleh kaum Adam,
tapi juga para wanita.
Khusus bagi pria, kabar baik baru-baru ini disampaikan para ahli
Finlandia. Melalui riset yang dimuat jurnal The American Journal of
Medicine edisi Juli, mereka mengindikasikan bahwa seks secara rutin
memberi manfaat tambahan ,yakni menekan risiko mengalami problem
ereksi atau disfungsi ereksi (erectile disfunction/ED).
Adalah Dr Juha Koskimaki, ahli dari Tampere University Hospital's
Department of Urology, yang menyimpulkan hal tersebut setelah
melakukan kajian data sekitar 1.000 pria Finlandia berusia 55 hingga
75 tahun.
Penelitian menunjukkan, pria yang mengaku berhubungan seks kurang dari
sekali seminggu berisiko dua kali lipat mengalami disfungsi ereksi
dibandingkan lelaki yang melakukan seks rutin seminggu sekali.
Di antara pria yang berhubungan seks kurang dari sekali seminggu,
tercatat ada 79 kasus disfungsi dari 1.000 pria. Angka tersebut
turun menjadi 32 kasus per 1.000 di antara pria yang melakukan seks
rutin seminggu sekali, dan terus menurun hingga 16 kasus per 1.000, di
antara pria yang melakukan aktivitas seksual tiga kali atau lebih
dalam satu minggu.
Ereksi pagi hari
Riset juga mencatat, frekuensi ereksi pada pagi hari tidak ada
hubungannya dengan kasus disfungsi yang moderat atau tak parah.
Walaupun begitu, perkembangan rata-rata kasus disfungsi yang sangat
parah dapat diprediksi dari frekuensi seorang pria mengalami ereksi
pada pagi hari.
Di antara pria yang mengalami ereksi pagi kurang dari sekali dalam
seminggu, risiko mengalami disfungsi ereksi 2,5 kali lipat lebih
besar di banding pria yang mengalami dua atau tiga kali ereksi pagi
dalam seminggu.
"Berhubungan intim secara rutin memiliki peran yang penting dalam
melanggengkan fungsi ereksi di antara pria lanjut usia, padahal ereksi
pagi hari mempengaruhi efek yang sama. Aktivitas seksual yang
berkesinambungan dapat menurunkan kasus disfungsi ereksi dalam
perbandingan langsung dengan frekuensi berhubungan," ungkap Koskimaki
Sementara itu, Dr. Hossein Sadeghi-Nejad, associate professor Urologi
dari UMDNJ New Jersey Medical School Hackensack University Medical
Center menyatakan hasil penelitian ini memiliki basis ilmiah dan
sejalan dengan konsep bedah vaskuler.
"Ini sama seperti yang terjadi pada bagian tubuh yang lainnya dengan
merujuk pada suatu konsep dalam bedah vaskuler yang disebut 'use it or
lose it'. Aktivitas seksual akan mendukung pemeliharaan fungsi ereksi
secara normal ," ungkap Sadeghi-Nejad.
Ia menambahkan, temuan ini juga berimplikasi pada proses rehabilitasi
pasien pascapengobatan kanker prostat.
"Yang sangat diharapkan sekarang ini adalah apa yang dapat dilakukan
untuk merehabilitasi pria pengidap problem ereksi setelah menjalani
pembedahan kanker prostat atau terapi radiasi. Apapun yang bisa Anda
lakukan untuk meningkatkan oksigenasi dalam penis tentu akan membantu
pasien kembali normal," papar Sadeghi-Nejad.
Jadi, jika seseorang terlibat secara alami dalam perilaku yang
meningkatkan aliran darah ke penis tentu akan memberi dampak positif
dalam mencegah disfungsi ereksi, tambahnya.
Sadeghi-Nejad juga menekankan bahwa penelitian ini hanya ditujukan
pada berhubungan intim melalui vagina, dan bukannya masturbasi atau
onani.
--
Ised R
-----------------------------------------------------------------
** yang lagi belajar **
(Kerjasama On Clinic Indonesia - Radio Tellstar 102,7 FM - Majalah Profiles)
Nara Sumber : dr Suryadi, Host : Ised Raya
Kesibukan dan rutinitas kita sehari-hari kadang menyita waktu dan
energi yang tidak sedikit. Tidak heran, kalau semua kegiatan
sehari-hari sudah selesai, kita lupa meluangkan waktu untuk hal-hal
lain yang sebetulnya kita butuhkan. Misalnya, kebutuhan untuk hiburan,
kebutuhan untuk bersosialisai, kebutuhan untuk beristirahat, bahkan
kebutuhan kita untuk menjalin hubungan yang lebih dekat dengan
pasangan. Makanya, kadang ada pasangan suami istri yang saking
sibuknya dengan karir dan urusan sehari-hari, akhirnya lupa untuk
menjaga keharmonisan mereka berdua. Bahkan,bukan hanya soal
komunikasi, hubungan intim juga menjadi terabaikan. Sekali seminggu di
akhir pekan, mungkin hanya itu saja waktu yang bisa digunakan. Mungkin
situasi ini sangat berbeda dengan apa yang dialami di saat-saat awal
pernikahan. Nah, menghadapi situasi seperti ini, kadang kita menemukan
pasangan yang mengabaikan, dengan anggapan bahwa kebutuhan untuk
menjalin hubungan intim dengan pasangan tidaklah penting. Apa benar
seperti itu.. Ini mitos atau fakta ya....
http://lifestyle.okezone.com/index.php/ReadStory/2008/03/22/24/93663/jangan-abaikan-seks
Seksualitas
Jangan Abaikan Seks
Sabtu, 22 Maret 2008 - 10:25 wib
SEBAIKNYA jangan anggap enteng aktivitas seksual pasutri yang semakin
berkurang.Bisa jadi itu tanda bahaya kehidupan seksual dalam rumah
tangga Anda.
Jika diingat kembali dalam seminggu ini, berapa kali Anda dan pasangan
melakukan hubungan intim? Dua kali, empat kali, setiap hari, atau
tidak sama sekali? Hal ini dialami Diah,29 tahun.Dalam sebulan, jadwal
berhubungan intim dengan suami bisa dihitung dengan jari. Berkurangnya
intensitas berhubungan intim bermula dari kesibukan suami di kantor
baru, sebulan lalu.Penyesuaian diri dengan pekerjaan suami menyita
perhatian suami.
Memang sejak kehadiran sang buah hati,Nanda,dua tahun lalu, aktivitas
hubungan seksual mereka berkurang. Namun, satu bulan terakhir
intensitas berhubungan intim semakin jarang. ''Dalam sebulan ini hanya
beberapa kali, misalnya saat mau berhubungan intim anak tiba-tiba
rewel atau suami yang pulang terlalu larut sehingga sudah tidak mood
bercinta,'' keluh ibu rumah tangga ini.
Berkurangnya intensitas berhubungan intim bukanlah perkara sederhana
dan bi- sa diabaikan. Menurut Ketua Asosiasi Seksologi Indonesia dr I
Putu Gede Kayika SpOG(K), berhubungan intim bermanfaat untuk
meningkatkan hubungan suami-istri. ''Hubungan seksual bisa menimbulkan
relaksasi, ketenangan,dan mampu mengurangi ketegangan. Dengan begitu,
hubungan seksual sebaiknya tetap dilakukan dan dipertahankan untuk
kelangsungan hidup berumah tangga,'' paparnya.
Terkait kuantitas berhubungan intim, tidak ada patokan yang tepat
mengenai berapa kali berhubungan intim.''Semua tergantung kebutuhan
masing-masing pasangan. Jika istri menghendaki seminggu sekali dan
suami menyetujui, berarti tidak ada masalah," ujar staf pengajar di
Universitas Indonesia ini.
Hal itu tergantung kesepakatan dan kesiapan suamiistri berdasarkan
komunikasi antarpasangan.Komunikasi yang lancar antarpasangan mampu
menciptakan seks yang sehat,indah,dan memuaskan kedua pihak. Selain
itu, keintiman pasangan suami-istri tidak hanya diwujudkan dalam
hubungan seksual, juga aktivitas- aktivitas seksual.Aktivitas seksual
meliputi memeluk, mencium,dan meraba bagian sensitif pasangan mampu
membantu menghidupkan kehidupan seksual pasutri. Jangan anggap remeh
intensitas hubungan intim yang berkurang. J
ika berlarut-larut, bisa menjadi kebiasaan dan menyebabkan menurunnya
libido bahkan hilang. Hal itu akan mengancam kelangsungan rumah tangga
dan lama-kelamaan akan menimbulkan ketidakpuasan salah satu pasangan.
Pasangan yang mengabaikan pentingnya berhubungan intim bisa
menyebabkan kehilangan libido bahkan turunnya dorongan seksual.
"Bukan hanya terjadi pada wanita, pria bisa mengalami hal yang sama.
Masalah ini pula yang menyebabkan pasangan mengunjungi terapis seks,''
ujar Associate Professor of Biobehavioral Health & Women's Studies at
Pennsylvania State University Patricia Koch PhD.
Meskipun bukan suatu penyakit,tidak berarti begitu saja
diabaikan.Terlebih, bila masalah seksual ini berlangsung selama
beberapa bulan dalam satu tahun terakhir, ''Masalah dorongan seksual,
gangguan yang sulit didefinisikan karena menyangkut psikologis dan
fisiologis. Dengan demikian, perlu segera dicari tahu penyebab utama
permasalahan ini,'' kata Koch, yang juga President of the Society for
the Scientific Study of Sexuality.
Seks Rutin Jauhkan Impotensi
Jumat, 4 Juli 2008 | 15:59 WIB
BERBAGAI penelitian menunjukkan betapa banyak faedah yang diperoleh
dari aktivitas seksual yang dilakukan secara sehat, rutin, dan benar.
Manfaatnya tentu bukan hanya akan dirasakan langsung oleh kaum Adam,
tapi juga para wanita.
Khusus bagi pria, kabar baik baru-baru ini disampaikan para ahli
Finlandia. Melalui riset yang dimuat jurnal The American Journal of
Medicine edisi Juli, mereka mengindikasikan bahwa seks secara rutin
memberi manfaat tambahan ,yakni menekan risiko mengalami problem
ereksi atau disfungsi ereksi (erectile disfunction/ED).
Adalah Dr Juha Koskimaki, ahli dari Tampere University Hospital's
Department of Urology, yang menyimpulkan hal tersebut setelah
melakukan kajian data sekitar 1.000 pria Finlandia berusia 55 hingga
75 tahun.
Penelitian menunjukkan, pria yang mengaku berhubungan seks kurang dari
sekali seminggu berisiko dua kali lipat mengalami disfungsi ereksi
dibandingkan lelaki yang melakukan seks rutin seminggu sekali.
Di antara pria yang berhubungan seks kurang dari sekali seminggu,
tercatat ada 79 kasus disfungsi dari 1.000 pria. Angka tersebut
turun menjadi 32 kasus per 1.000 di antara pria yang melakukan seks
rutin seminggu sekali, dan terus menurun hingga 16 kasus per 1.000, di
antara pria yang melakukan aktivitas seksual tiga kali atau lebih
dalam satu minggu.
Ereksi pagi hari
Riset juga mencatat, frekuensi ereksi pada pagi hari tidak ada
hubungannya dengan kasus disfungsi yang moderat atau tak parah.
Walaupun begitu, perkembangan rata-rata kasus disfungsi yang sangat
parah dapat diprediksi dari frekuensi seorang pria mengalami ereksi
pada pagi hari.
Di antara pria yang mengalami ereksi pagi kurang dari sekali dalam
seminggu, risiko mengalami disfungsi ereksi 2,5 kali lipat lebih
besar di banding pria yang mengalami dua atau tiga kali ereksi pagi
dalam seminggu.
"Berhubungan intim secara rutin memiliki peran yang penting dalam
melanggengkan fungsi ereksi di antara pria lanjut usia, padahal ereksi
pagi hari mempengaruhi efek yang sama. Aktivitas seksual yang
berkesinambungan dapat menurunkan kasus disfungsi ereksi dalam
perbandingan langsung dengan frekuensi berhubungan," ungkap Koskimaki
Sementara itu, Dr. Hossein Sadeghi-Nejad, associate professor Urologi
dari UMDNJ New Jersey Medical School Hackensack University Medical
Center menyatakan hasil penelitian ini memiliki basis ilmiah dan
sejalan dengan konsep bedah vaskuler.
"Ini sama seperti yang terjadi pada bagian tubuh yang lainnya dengan
merujuk pada suatu konsep dalam bedah vaskuler yang disebut 'use it or
lose it'. Aktivitas seksual akan mendukung pemeliharaan fungsi ereksi
secara normal ," ungkap Sadeghi-Nejad.
Ia menambahkan, temuan ini juga berimplikasi pada proses rehabilitasi
pasien pascapengobatan kanker prostat.
"Yang sangat diharapkan sekarang ini adalah apa yang dapat dilakukan
untuk merehabilitasi pria pengidap problem ereksi setelah menjalani
pembedahan kanker prostat atau terapi radiasi. Apapun yang bisa Anda
lakukan untuk meningkatkan oksigenasi dalam penis tentu akan membantu
pasien kembali normal," papar Sadeghi-Nejad.
Jadi, jika seseorang terlibat secara alami dalam perilaku yang
meningkatkan aliran darah ke penis tentu akan memberi dampak positif
dalam mencegah disfungsi ereksi, tambahnya.
Sadeghi-Nejad juga menekankan bahwa penelitian ini hanya ditujukan
pada berhubungan intim melalui vagina, dan bukannya masturbasi atau
onani.
--
Ised R
-----------------------------------------------------------------
** yang lagi belajar **
Wooow.... ML Bisa Bikin Pinter
By Rahmat S
Operational Manager On Clinic Indonesia
Inilah berita menyenangkan dari seks. ML yang teratur, ternyata membuat pasangan yang melakukannya menjadi pintar. Bukan pintar bercinta saja, tapi bisa menstimulasi otak untuk bekerja lebih baik.
ML yang sehat dan berkualitas ternyata tak hanya membawa kebahagiaan dan membuat rumah tangga Anda dan pasangan menjadi semakin romantis. Selain dua hal itu, ML yang berkualitas mempunyai manfaat luar biasa lainnya.
Mungkin Anda pernah mendengar bahwa ML dapat membuat Anda lebih muda. Itu adalah benar adanya. Hal ini sudah dibuktikan oleh Neuropsikolog, Dr. David Weeks dengan menguji 3.500 orang.
Ia menyimpulkan bahwa pasangan yang melakukan ML yang memuaskan tiga kali dalam sepekan akan tampak lebih muda daripada pasangan yang melakukannya kurang dari itu.
Ternyata ada yang lebih mengejutkan lagi. ML yang teratur, menyenangkan dan sehat secara fisik dan psikis akan menstimulasi otak bekerja lebih baik. Seperti yang diungkapkan oleh Werner Habermehl dari Hamburg Medical Research Institute.
ML akan membuat kemampuan intelektual lebih baik akibat meningkatnya adrenalin dan hormone kortisol yang menstimulasi daerah abu-abu di otak. Ditambah lagi naiknya hormone endorphin dan serotonin saat mengalami orgasme, akan membuat Anda merasa lebih percaya diri. Hal ini baik untuk kesehatan fisik dan mental.
Jadi tunggu apa lagi? Siapkan rencana untuk memberi kejutan pada pasangan demi mencapai ML yang memuaskan untuk kedua belah pihak.
Operational Manager On Clinic Indonesia
Inilah berita menyenangkan dari seks. ML yang teratur, ternyata membuat pasangan yang melakukannya menjadi pintar. Bukan pintar bercinta saja, tapi bisa menstimulasi otak untuk bekerja lebih baik.
ML yang sehat dan berkualitas ternyata tak hanya membawa kebahagiaan dan membuat rumah tangga Anda dan pasangan menjadi semakin romantis. Selain dua hal itu, ML yang berkualitas mempunyai manfaat luar biasa lainnya.
Mungkin Anda pernah mendengar bahwa ML dapat membuat Anda lebih muda. Itu adalah benar adanya. Hal ini sudah dibuktikan oleh Neuropsikolog, Dr. David Weeks dengan menguji 3.500 orang.
Ia menyimpulkan bahwa pasangan yang melakukan ML yang memuaskan tiga kali dalam sepekan akan tampak lebih muda daripada pasangan yang melakukannya kurang dari itu.
Ternyata ada yang lebih mengejutkan lagi. ML yang teratur, menyenangkan dan sehat secara fisik dan psikis akan menstimulasi otak bekerja lebih baik. Seperti yang diungkapkan oleh Werner Habermehl dari Hamburg Medical Research Institute.
ML akan membuat kemampuan intelektual lebih baik akibat meningkatnya adrenalin dan hormone kortisol yang menstimulasi daerah abu-abu di otak. Ditambah lagi naiknya hormone endorphin dan serotonin saat mengalami orgasme, akan membuat Anda merasa lebih percaya diri. Hal ini baik untuk kesehatan fisik dan mental.
Jadi tunggu apa lagi? Siapkan rencana untuk memberi kejutan pada pasangan demi mencapai ML yang memuaskan untuk kedua belah pihak.
Orgasme dan Kesehatan
By Rahmat S
Operational Manager On Clinic Indonesia
Apa hebatnya seks tanpa orgasme! Pastinya setiap orang menikmati saat-saat puncak ini sewaktu bercinta. Biasanya, semakin bertambah usia, orang cenderung semakin tak menaruh perhatian pada hal-hal terkait seks. Setiap pasangan makin merasa nyaman dengan hubungan yang mereka jalani selama bertahun-tahun dan bahkan agak sulit menikmati romatisme di senja hari bersama pasangan, yang ada malah tenggelam dalam kesibukan pekerjaan masing-masing.
Sebenarnya, orgasme bukan hanya sekedar inti dari sebuah hubungan seksual, namun juga memiliki fungsi penting bagi kesehatan. Alfrde Kinsey, seorang psikolog melakukan penelitian tentang kehidupan seksual pria dan wanita di tahun 1950-an, yang membuatnya jadi terkenal saat itu. Akan tetapi informasi yang diluncurkannya sebenarnya lebih penting dari pada studi itu sendiri. Dalam salah satu laporan yang dirilis, Kinsey menyebut seks terbukti mampu mengurangi stress. Dalam laporan yang sama juga ditunjukan perbedaan besar dalam kekerasan dengan frekuensi seks dan orgasme. Bagi kebanyakan orang yang menikmati seks dan orgasme secara teratur lebih membuat mereka tak agresif dan tak melakukan tindak kekerasan dari pada individu yang kurang. Dari laporan ini, disimpulkan kalau kepuasan seks dan orgasme memiliki pengaruh jangka panjang dalam meredam kemarahan dan membantu keseimbangan kesehatan jiwa.
Studi yang dilakukan bertahun-tahun kemudian menunjukan bahwa frekuensi hubungan seksual dan orgasme memperkecil tingkat kematian pada pria dan wanita. Sebagai tambahan, seks juga mengurangi resiko penyakit jantung pada kaum wanita. Pasangan yang melakukan hubungan seksual secara aktif cenderung lebih menikmati kehidupan dengan resiko kesehatan yang lebih rendah dibanding dengan pasangan yang kurang aktif. Dudley Chapman, seorang gynecologist, meyakini kebenaran studi yang dilakukan oleh para psikolog di universitas Wilkes, yang menyebut orgasme membantu tubuh kita memerangi segala macam infeksi. Dan inilah alasan kenapa pasangan yang melakukan hubungan seksual secara aktif jauh dari penyakit.
Sebuah studi lain yang dilakukan di Melbourne , Australia menemukan korelasi antara ejakulasi dan kanker prostat. Beberapa pria berusia antara 20 hinga 50 tahun dilibatkan dalam penelitian ini. Studi ini mengungkapkan kalau frekuensi ejakulasi mampu mengurangi resiko menakutkan dari kanker prostat. Studi ini juga menerangkan kalau bukan hanya resiko kanker prostat yang berkurang, tapi ferkuensi orgasme juga mampu mencegah rasa sakit waktu buang air kecil pada para pria di tahun-tahun senior mereka. Dan disimpulkan dari studi tersebut kalau ejakulasi memiliki peran peting dalam memperbaiki kesehatan prostat serta mencegah masalah prostat untuk selanjutnya.
Sebenarnya, seks dan orgasme merupakan sebuah cara bagi tubuh kita untuk melepaskan stress dan kecemasan yang menumpuk sepanjang hari sejalan dengan aktivitas yang padat. Terlepas dari adanya bukti ilmiah atau bukan, yang perlu Anda sadari hanyalah bagaimana cara bersantai dan merasa tenang setelah Anda memperoleh orgasme dan Anda akan segera menyadari kalau tubuh Anda memang membutuhkan rehat dari realitas
Operational Manager On Clinic Indonesia
Apa hebatnya seks tanpa orgasme! Pastinya setiap orang menikmati saat-saat puncak ini sewaktu bercinta. Biasanya, semakin bertambah usia, orang cenderung semakin tak menaruh perhatian pada hal-hal terkait seks. Setiap pasangan makin merasa nyaman dengan hubungan yang mereka jalani selama bertahun-tahun dan bahkan agak sulit menikmati romatisme di senja hari bersama pasangan, yang ada malah tenggelam dalam kesibukan pekerjaan masing-masing.
Sebenarnya, orgasme bukan hanya sekedar inti dari sebuah hubungan seksual, namun juga memiliki fungsi penting bagi kesehatan. Alfrde Kinsey, seorang psikolog melakukan penelitian tentang kehidupan seksual pria dan wanita di tahun 1950-an, yang membuatnya jadi terkenal saat itu. Akan tetapi informasi yang diluncurkannya sebenarnya lebih penting dari pada studi itu sendiri. Dalam salah satu laporan yang dirilis, Kinsey menyebut seks terbukti mampu mengurangi stress. Dalam laporan yang sama juga ditunjukan perbedaan besar dalam kekerasan dengan frekuensi seks dan orgasme. Bagi kebanyakan orang yang menikmati seks dan orgasme secara teratur lebih membuat mereka tak agresif dan tak melakukan tindak kekerasan dari pada individu yang kurang. Dari laporan ini, disimpulkan kalau kepuasan seks dan orgasme memiliki pengaruh jangka panjang dalam meredam kemarahan dan membantu keseimbangan kesehatan jiwa.
Studi yang dilakukan bertahun-tahun kemudian menunjukan bahwa frekuensi hubungan seksual dan orgasme memperkecil tingkat kematian pada pria dan wanita. Sebagai tambahan, seks juga mengurangi resiko penyakit jantung pada kaum wanita. Pasangan yang melakukan hubungan seksual secara aktif cenderung lebih menikmati kehidupan dengan resiko kesehatan yang lebih rendah dibanding dengan pasangan yang kurang aktif. Dudley Chapman, seorang gynecologist, meyakini kebenaran studi yang dilakukan oleh para psikolog di universitas Wilkes, yang menyebut orgasme membantu tubuh kita memerangi segala macam infeksi. Dan inilah alasan kenapa pasangan yang melakukan hubungan seksual secara aktif jauh dari penyakit.
Sebuah studi lain yang dilakukan di Melbourne , Australia menemukan korelasi antara ejakulasi dan kanker prostat. Beberapa pria berusia antara 20 hinga 50 tahun dilibatkan dalam penelitian ini. Studi ini mengungkapkan kalau frekuensi ejakulasi mampu mengurangi resiko menakutkan dari kanker prostat. Studi ini juga menerangkan kalau bukan hanya resiko kanker prostat yang berkurang, tapi ferkuensi orgasme juga mampu mencegah rasa sakit waktu buang air kecil pada para pria di tahun-tahun senior mereka. Dan disimpulkan dari studi tersebut kalau ejakulasi memiliki peran peting dalam memperbaiki kesehatan prostat serta mencegah masalah prostat untuk selanjutnya.
Sebenarnya, seks dan orgasme merupakan sebuah cara bagi tubuh kita untuk melepaskan stress dan kecemasan yang menumpuk sepanjang hari sejalan dengan aktivitas yang padat. Terlepas dari adanya bukti ilmiah atau bukan, yang perlu Anda sadari hanyalah bagaimana cara bersantai dan merasa tenang setelah Anda memperoleh orgasme dan Anda akan segera menyadari kalau tubuh Anda memang membutuhkan rehat dari realitas
Menjaga Agar Rumah Tangga Tetap Harmonis
By Rahmat S
Operational Manager On Clinic Indonesia
MESRA SELAMANYA
Penelitian menunjukkan, setelah hubungan berjalan cukup lama, kita
cenderung mengabaikan pasangan. Alhasil, hubunganpun menjadi berjarak.
Jia tidak segera ditangani, Anda dan pasangan bisa bubar di tengah jalan.
Kabar baiknya, para pakar hubungan punya cara sederhana untuk mengatasi
hal ini. Kuncinya ada pada sikap saling menghargai.
MAGIC WORD
Coba deh, sering gunakan ungkapan ajaib ini. "Satu hal yang paling aku
suka dari kamu adalah..." Tak masalah jika sifat positif yang dimaksud
terkesan sepele, misalnya, "...cara kamu tertawa saat mendengar
leluconku." Latihan ini akan mendorong Anda dan pasangan fokus pada
sifat-sifat positif dan mengingatkan Anda berdua akan alasan dulu saling
jatuh cinta.
SENTUHAN KECIL
Anda pasti akan merasa canggung jika harus mengatakan, "Aku menghargai
kamu, lho." Nah, ada cara mudah untuk mengungkapkan kalimat tadi, yaitu
dengan menyentuhnya. Bisa berupa mencium di kepala, pundak atau
menyentuh lengan.
Menurut para pakar hubungan, cara ini sudah cukup untuk membuat tubuh
mengeluarkan zat kimia di otak. Hasilnya, sentuhan itu akan membuat Anda
dan pasangan merasa senang dan dihargai.
PELUKAN 6 DETIK
Meski tidak lama, pelukan enam detik ini punya manfaat besar dalam
menguatkan hubungan. Banyak penelitian membuktikan, pelukan selama enam
detik cukup untuk membuat pasangann Anda merasa rileks. Jika pelukan ini
dilakukan secara rutin, Anda dan Si Dia akan merasakan efek penuh
kedekatan dan kasih sayang.
SATU KEBIASAAN
Mungkin Anda sering kesal dengan kebiasaan jam karetnya. Namun,
sebenarnya dia pun sering kesal dengan kebiasaan Anda yang suka
memerintah. Tahukah Anda bahwa kebiasaan-kebiasaan yang tidak disukai
ini bisa mengirimkan sinyal, "Kamu tidak cukup penting buat saya untuk
berubah."
Mulai sekarang, coba pikirkan setidaknya satu kebiasaan yang disukai
pasangan. Dengan mengubah satu hal saja, Anda dapat membuat pasangan
merasa dihargai hingga 75 persen. Ketika Anda rela berubah meski hanya
satu kebiasaan, dia pun akan merasa Anda cukup penting untuk membuatnya
berubah juga.
SALING DUKUNG
Satu "penyakit" kita adalah tanpa sadar lebih sering mengeluarkan
kata-kata kritikan ketimbang dukungan pada pasangan. Jadi, jangan heran
jika pasangan pun melakukan hal yang sama pada kita.
Coba deh, belajar membangun ego pasangan ketimbang meruntuhkannya. Ini
akan memicu kedekatan emosi yang pada akhirnya akan mengarah pada
kedekatan fisik.
BERSIKAP SANTUN
Anda bersikap santun kepada orang lain di dekat Anda ketika sedang
mengantri di kasir. Jadi, mengapa tidak memperlihatkan sopan santun yang
sama kepada pasangan? Perlu sedikit insentif?
Saling berbicara manis akan membuat hidup Anda dan pasangan menjadi
lebih mudah. Kali berikut Anda meminta pasangan melakukan sesuatu, entah
menjemput sepulang kerja atau membelikan CD baru penyanyi kesayangan
Anda, coba sertakan kata tolong. Lalu lihat reaksinya, dia lebih cepat
memenuhi permintaan Anda atau tidak. Oh ya, jangan lupa bilang terima
kasih, ya!
TURN OFF MUSIC
Semua pakar hubungan sepakat bahwa mendengarkan dapat mengurangi
konflik, meningkatkan kepercayaan dan menciptakan kebersamaan yang lebih
memuaskan. Sepintas, mendengarkan terkesan sederhana dan mudah. Namun,
sebenarnya ini menuntut lebih dari sekadar mendengarkan ia yang sedang
bicara.
Jika Anda juga ingin didengarkan, coba lakukan hal yang sama. Tunjukkan
bahwa Anda memerhatikan dia bicara dengan mengecilkan volume teve, radio
atau musik Anda. Jika perlu, matikan saja, sehingga pikiran Anda tak
terbagi dan bisa melakukan kontak mata.
Operational Manager On Clinic Indonesia
MESRA SELAMANYA
Penelitian menunjukkan, setelah hubungan berjalan cukup lama, kita
cenderung mengabaikan pasangan. Alhasil, hubunganpun menjadi berjarak.
Jia tidak segera ditangani, Anda dan pasangan bisa bubar di tengah jalan.
Kabar baiknya, para pakar hubungan punya cara sederhana untuk mengatasi
hal ini. Kuncinya ada pada sikap saling menghargai.
MAGIC WORD
Coba deh, sering gunakan ungkapan ajaib ini. "Satu hal yang paling aku
suka dari kamu adalah..." Tak masalah jika sifat positif yang dimaksud
terkesan sepele, misalnya, "...cara kamu tertawa saat mendengar
leluconku." Latihan ini akan mendorong Anda dan pasangan fokus pada
sifat-sifat positif dan mengingatkan Anda berdua akan alasan dulu saling
jatuh cinta.
SENTUHAN KECIL
Anda pasti akan merasa canggung jika harus mengatakan, "Aku menghargai
kamu, lho." Nah, ada cara mudah untuk mengungkapkan kalimat tadi, yaitu
dengan menyentuhnya. Bisa berupa mencium di kepala, pundak atau
menyentuh lengan.
Menurut para pakar hubungan, cara ini sudah cukup untuk membuat tubuh
mengeluarkan zat kimia di otak. Hasilnya, sentuhan itu akan membuat Anda
dan pasangan merasa senang dan dihargai.
PELUKAN 6 DETIK
Meski tidak lama, pelukan enam detik ini punya manfaat besar dalam
menguatkan hubungan. Banyak penelitian membuktikan, pelukan selama enam
detik cukup untuk membuat pasangann Anda merasa rileks. Jika pelukan ini
dilakukan secara rutin, Anda dan Si Dia akan merasakan efek penuh
kedekatan dan kasih sayang.
SATU KEBIASAAN
Mungkin Anda sering kesal dengan kebiasaan jam karetnya. Namun,
sebenarnya dia pun sering kesal dengan kebiasaan Anda yang suka
memerintah. Tahukah Anda bahwa kebiasaan-kebiasaan yang tidak disukai
ini bisa mengirimkan sinyal, "Kamu tidak cukup penting buat saya untuk
berubah."
Mulai sekarang, coba pikirkan setidaknya satu kebiasaan yang disukai
pasangan. Dengan mengubah satu hal saja, Anda dapat membuat pasangan
merasa dihargai hingga 75 persen. Ketika Anda rela berubah meski hanya
satu kebiasaan, dia pun akan merasa Anda cukup penting untuk membuatnya
berubah juga.
SALING DUKUNG
Satu "penyakit" kita adalah tanpa sadar lebih sering mengeluarkan
kata-kata kritikan ketimbang dukungan pada pasangan. Jadi, jangan heran
jika pasangan pun melakukan hal yang sama pada kita.
Coba deh, belajar membangun ego pasangan ketimbang meruntuhkannya. Ini
akan memicu kedekatan emosi yang pada akhirnya akan mengarah pada
kedekatan fisik.
BERSIKAP SANTUN
Anda bersikap santun kepada orang lain di dekat Anda ketika sedang
mengantri di kasir. Jadi, mengapa tidak memperlihatkan sopan santun yang
sama kepada pasangan? Perlu sedikit insentif?
Saling berbicara manis akan membuat hidup Anda dan pasangan menjadi
lebih mudah. Kali berikut Anda meminta pasangan melakukan sesuatu, entah
menjemput sepulang kerja atau membelikan CD baru penyanyi kesayangan
Anda, coba sertakan kata tolong. Lalu lihat reaksinya, dia lebih cepat
memenuhi permintaan Anda atau tidak. Oh ya, jangan lupa bilang terima
kasih, ya!
TURN OFF MUSIC
Semua pakar hubungan sepakat bahwa mendengarkan dapat mengurangi
konflik, meningkatkan kepercayaan dan menciptakan kebersamaan yang lebih
memuaskan. Sepintas, mendengarkan terkesan sederhana dan mudah. Namun,
sebenarnya ini menuntut lebih dari sekadar mendengarkan ia yang sedang
bicara.
Jika Anda juga ingin didengarkan, coba lakukan hal yang sama. Tunjukkan
bahwa Anda memerhatikan dia bicara dengan mengecilkan volume teve, radio
atau musik Anda. Jika perlu, matikan saja, sehingga pikiran Anda tak
terbagi dan bisa melakukan kontak mata.
Subscribe to:
Posts (Atom)