KLINIK RUMAH TANGGA BAHAGIA edisi 16 Februari 2009
(Kerjasama On Clinic Indonesia - Radio Tellstar 102,7 FM - Majalah Profiles)
Nara Sumber : dr Suryadi, Host : Ised Raya
Kesibukan dan rutinitas kita sehari-hari kadang menyita waktu dan
energi yang tidak sedikit. Tidak heran, kalau semua kegiatan
sehari-hari sudah selesai, kita lupa meluangkan waktu untuk hal-hal
lain yang sebetulnya kita butuhkan. Misalnya, kebutuhan untuk hiburan,
kebutuhan untuk bersosialisai, kebutuhan untuk beristirahat, bahkan
kebutuhan kita untuk menjalin hubungan yang lebih dekat dengan
pasangan. Makanya, kadang ada pasangan suami istri yang saking
sibuknya dengan karir dan urusan sehari-hari, akhirnya lupa untuk
menjaga keharmonisan mereka berdua. Bahkan,bukan hanya soal
komunikasi, hubungan intim juga menjadi terabaikan. Sekali seminggu di
akhir pekan, mungkin hanya itu saja waktu yang bisa digunakan. Mungkin
situasi ini sangat berbeda dengan apa yang dialami di saat-saat awal
pernikahan. Nah, menghadapi situasi seperti ini, kadang kita menemukan
pasangan yang mengabaikan, dengan anggapan bahwa kebutuhan untuk
menjalin hubungan intim dengan pasangan tidaklah penting. Apa benar
seperti itu.. Ini mitos atau fakta ya....
http://lifestyle.okezone.com/index.php/ReadStory/2008/03/22/24/93663/jangan-abaikan-seks
Seksualitas
Jangan Abaikan Seks
Sabtu, 22 Maret 2008 - 10:25 wib
SEBAIKNYA jangan anggap enteng aktivitas seksual pasutri yang semakin
berkurang.Bisa jadi itu tanda bahaya kehidupan seksual dalam rumah
tangga Anda.
Jika diingat kembali dalam seminggu ini, berapa kali Anda dan pasangan
melakukan hubungan intim? Dua kali, empat kali, setiap hari, atau
tidak sama sekali? Hal ini dialami Diah,29 tahun.Dalam sebulan, jadwal
berhubungan intim dengan suami bisa dihitung dengan jari. Berkurangnya
intensitas berhubungan intim bermula dari kesibukan suami di kantor
baru, sebulan lalu.Penyesuaian diri dengan pekerjaan suami menyita
perhatian suami.
Memang sejak kehadiran sang buah hati,Nanda,dua tahun lalu, aktivitas
hubungan seksual mereka berkurang. Namun, satu bulan terakhir
intensitas berhubungan intim semakin jarang. ''Dalam sebulan ini hanya
beberapa kali, misalnya saat mau berhubungan intim anak tiba-tiba
rewel atau suami yang pulang terlalu larut sehingga sudah tidak mood
bercinta,'' keluh ibu rumah tangga ini.
Berkurangnya intensitas berhubungan intim bukanlah perkara sederhana
dan bi- sa diabaikan. Menurut Ketua Asosiasi Seksologi Indonesia dr I
Putu Gede Kayika SpOG(K), berhubungan intim bermanfaat untuk
meningkatkan hubungan suami-istri. ''Hubungan seksual bisa menimbulkan
relaksasi, ketenangan,dan mampu mengurangi ketegangan. Dengan begitu,
hubungan seksual sebaiknya tetap dilakukan dan dipertahankan untuk
kelangsungan hidup berumah tangga,'' paparnya.
Terkait kuantitas berhubungan intim, tidak ada patokan yang tepat
mengenai berapa kali berhubungan intim.''Semua tergantung kebutuhan
masing-masing pasangan. Jika istri menghendaki seminggu sekali dan
suami menyetujui, berarti tidak ada masalah," ujar staf pengajar di
Universitas Indonesia ini.
Hal itu tergantung kesepakatan dan kesiapan suamiistri berdasarkan
komunikasi antarpasangan.Komunikasi yang lancar antarpasangan mampu
menciptakan seks yang sehat,indah,dan memuaskan kedua pihak. Selain
itu, keintiman pasangan suami-istri tidak hanya diwujudkan dalam
hubungan seksual, juga aktivitas- aktivitas seksual.Aktivitas seksual
meliputi memeluk, mencium,dan meraba bagian sensitif pasangan mampu
membantu menghidupkan kehidupan seksual pasutri. Jangan anggap remeh
intensitas hubungan intim yang berkurang. J
ika berlarut-larut, bisa menjadi kebiasaan dan menyebabkan menurunnya
libido bahkan hilang. Hal itu akan mengancam kelangsungan rumah tangga
dan lama-kelamaan akan menimbulkan ketidakpuasan salah satu pasangan.
Pasangan yang mengabaikan pentingnya berhubungan intim bisa
menyebabkan kehilangan libido bahkan turunnya dorongan seksual.
"Bukan hanya terjadi pada wanita, pria bisa mengalami hal yang sama.
Masalah ini pula yang menyebabkan pasangan mengunjungi terapis seks,''
ujar Associate Professor of Biobehavioral Health & Women's Studies at
Pennsylvania State University Patricia Koch PhD.
Meskipun bukan suatu penyakit,tidak berarti begitu saja
diabaikan.Terlebih, bila masalah seksual ini berlangsung selama
beberapa bulan dalam satu tahun terakhir, ''Masalah dorongan seksual,
gangguan yang sulit didefinisikan karena menyangkut psikologis dan
fisiologis. Dengan demikian, perlu segera dicari tahu penyebab utama
permasalahan ini,'' kata Koch, yang juga President of the Society for
the Scientific Study of Sexuality.
Seks Rutin Jauhkan Impotensi
Jumat, 4 Juli 2008 | 15:59 WIB
BERBAGAI penelitian menunjukkan betapa banyak faedah yang diperoleh
dari aktivitas seksual yang dilakukan secara sehat, rutin, dan benar.
Manfaatnya tentu bukan hanya akan dirasakan langsung oleh kaum Adam,
tapi juga para wanita.
Khusus bagi pria, kabar baik baru-baru ini disampaikan para ahli
Finlandia. Melalui riset yang dimuat jurnal The American Journal of
Medicine edisi Juli, mereka mengindikasikan bahwa seks secara rutin
memberi manfaat tambahan ,yakni menekan risiko mengalami problem
ereksi atau disfungsi ereksi (erectile disfunction/ED).
Adalah Dr Juha Koskimaki, ahli dari Tampere University Hospital's
Department of Urology, yang menyimpulkan hal tersebut setelah
melakukan kajian data sekitar 1.000 pria Finlandia berusia 55 hingga
75 tahun.
Penelitian menunjukkan, pria yang mengaku berhubungan seks kurang dari
sekali seminggu berisiko dua kali lipat mengalami disfungsi ereksi
dibandingkan lelaki yang melakukan seks rutin seminggu sekali.
Di antara pria yang berhubungan seks kurang dari sekali seminggu,
tercatat ada 79 kasus disfungsi dari 1.000 pria. Angka tersebut
turun menjadi 32 kasus per 1.000 di antara pria yang melakukan seks
rutin seminggu sekali, dan terus menurun hingga 16 kasus per 1.000, di
antara pria yang melakukan aktivitas seksual tiga kali atau lebih
dalam satu minggu.
Ereksi pagi hari
Riset juga mencatat, frekuensi ereksi pada pagi hari tidak ada
hubungannya dengan kasus disfungsi yang moderat atau tak parah.
Walaupun begitu, perkembangan rata-rata kasus disfungsi yang sangat
parah dapat diprediksi dari frekuensi seorang pria mengalami ereksi
pada pagi hari.
Di antara pria yang mengalami ereksi pagi kurang dari sekali dalam
seminggu, risiko mengalami disfungsi ereksi 2,5 kali lipat lebih
besar di banding pria yang mengalami dua atau tiga kali ereksi pagi
dalam seminggu.
"Berhubungan intim secara rutin memiliki peran yang penting dalam
melanggengkan fungsi ereksi di antara pria lanjut usia, padahal ereksi
pagi hari mempengaruhi efek yang sama. Aktivitas seksual yang
berkesinambungan dapat menurunkan kasus disfungsi ereksi dalam
perbandingan langsung dengan frekuensi berhubungan," ungkap Koskimaki
Sementara itu, Dr. Hossein Sadeghi-Nejad, associate professor Urologi
dari UMDNJ New Jersey Medical School Hackensack University Medical
Center menyatakan hasil penelitian ini memiliki basis ilmiah dan
sejalan dengan konsep bedah vaskuler.
"Ini sama seperti yang terjadi pada bagian tubuh yang lainnya dengan
merujuk pada suatu konsep dalam bedah vaskuler yang disebut 'use it or
lose it'. Aktivitas seksual akan mendukung pemeliharaan fungsi ereksi
secara normal ," ungkap Sadeghi-Nejad.
Ia menambahkan, temuan ini juga berimplikasi pada proses rehabilitasi
pasien pascapengobatan kanker prostat.
"Yang sangat diharapkan sekarang ini adalah apa yang dapat dilakukan
untuk merehabilitasi pria pengidap problem ereksi setelah menjalani
pembedahan kanker prostat atau terapi radiasi. Apapun yang bisa Anda
lakukan untuk meningkatkan oksigenasi dalam penis tentu akan membantu
pasien kembali normal," papar Sadeghi-Nejad.
Jadi, jika seseorang terlibat secara alami dalam perilaku yang
meningkatkan aliran darah ke penis tentu akan memberi dampak positif
dalam mencegah disfungsi ereksi, tambahnya.
Sadeghi-Nejad juga menekankan bahwa penelitian ini hanya ditujukan
pada berhubungan intim melalui vagina, dan bukannya masturbasi atau
onani.
--
Ised R
-----------------------------------------------------------------
** yang lagi belajar **
No comments:
Post a Comment