Sunday, 14 December 2008

Kenali Disfungsi Sexual Pada Wanita

Seorang wanita disebut mengalami disfungsi seks jika terjadi gangguan pada salah satu fase hubungan seksual. Untuk mendapatkan hubungan seks yang berkualitas, Anda harus dapat melewati empat fase berikut ini dengan baik:
Desire, yaitu keinginan yang kuat untuk mendapatkan dan memberikan rangsangan seksual.
Arousal, yaitu respons tubuh terhadap rangsangan seksual. Pada wanita ditandai a.l. dengan vagina yang melebar dan mengeluarkan cairan serta membesarnya klitoris, putting susu mengeras
Plateau, ditandai dengan meningkatnya tekanan darah, denyut jantung dan tegangan otot
Orgasme, ditandai dengan mengendurnya segala ketegangan yang terjadi pada fase plateau. Selain itu tubuh melepas hormon endorfin yang menimbulkan rasa senang dan relaks.

Jika salah satu dari empat fase ini terganggu, maka bisa menyebabkan stres dan pengaruh negatif terhadap suami dan lingkungan di sekitarnya, lebih jauh lagi bisa menyebabkan perselingkuhan.

Respons seksual merupakan interaksi dari berbagai faktor seperti fisiologi (fungsi tubuh yang normal), emosi, pengalaman, nilai-nilai sosial, gaya hidup, juga pola relasi antara suami istri itu sendiri. Contohnya bagi orang timur, tidak sopan/ tabu untuk mengungkapkan kemesraan suami istri di depan publik, misalnya berciuman bibir. (Contoh lain: malu “teriak-teriak” saat berhubungan seks, tapi bila pasangan lebih senang itu, bolehlah “mbengok-bengok”)….. hehehe..

Macam-macam disfungsi seks wanita:
Low sexual desire: wanita mengalami penurunan hasrat untuk melakukan aktivitas seksual
Sexual arousal disorder: ada keinginan untuk melakukan aktivitas seksual, tetapi dapat mempertahankan keinginan tersebut sewaktu melakukan hubungan seks.
Orgasmic disorder: meskipun mendapat cukup rangsangan, tidak dapat mencapai orgasme.
Sexual pain disorder: merasakan sakit selama melakukan aktivitas seksual. Biasa terjadi karena dispareuni (nyeri saat berhubungan seksual yang dapat disebabkan oleh infeksi, penipisan vagina karena menopause, atau faktor psikis) atau vaginismus (kaku pada 1/3 otot bagian bawah vagina sehingga menyulitkan penetrasi)

Penyebabnya bisa faktor fisik, hormonal, dan psikologis.
Faktor fisik: yang terutama adalah diabetes/ kencing manis, menyebabkan vagina kering/ kurang cairan pelumas (kayak oli aja…), radang sendi, kelelahan, pemakaian obat-obatan yang berlebihan
Faktor hormonal: turunnya kadar estrogen menyebabkan lapisan kulit organ intim menjadi lebih tipis, sehingga tidak nyaman saat berhubungan seks. Turunnya kadar testosteron akan menyebabkan turunnya gairah seks.
Faktor psikologis: rasa minder karena usia bertambah tua sehingga tubuh lebih “gembrot”, trauma akibat pengalaman seks yang tidak menyenangkan, tingginya tuntutan pekerjaan, merawat orang tua yang sakit.

Yang dapat anda lakukan:
Kenali organ intim dan bangkitkan ‘positive body image’ pada diri sendiri
Berkomunikasi dengan pasangan untk mencegah timbulnya perasaan ditolak. Komunikasi juga dapat membantu anda dan suami mengenali cara-cara lain untuk membangkitkan keintiman, misalnya mencari posisi bercinta yang nyaman untuk anda berdua.
Untuk mengurangi kekeringan pada vagina, gunakan cairan lubrikasi sesaat sebelum berhubungan seks
Membangkitkan kedekatan dengan pasangan seringkali juga dapat meningkatkan kelembaban vagina sehingga anda lebih nyaman saat melakukan hubungan intim
Hindari stres dan emosi negatif lainnya. Cobalah untuk menerima perubahan yang terjadi pada diri anda, karena tiap orang memang berubah, bukan?

Jangan diam saja….!! Konsultasikan masalah anda ke ahli/ dokter, mungkin pemecahan masalahnya sederhana, tapi anda kurang percaya diri untuk memulainya…

No comments:

Post a Comment

Followers