Friday, 16 January 2009

Peluang Hamil Setelah Dikuret dan Cara Menghitung Masa Subur

Ada beberapa hal yang ingin saya tanyakan, Dok. Pertama, apakah sel telur bisa dilihat melalui USG transvagina? Menurut salah satu dokter yang pernah saya datangi – saya menjalani program kehamilan –, dia melakukan dengan cara transvagina dan memberi obat untuk merangsang pengeluaran sel telur supaya pengeluaran sel telur bisa banyak, yang tadinya satu, bulan depannya bisa dua atau tiga.
Sekedar informasi, setelah mengkonsumsi obat itu, siklus haid saya jadi tidak teratur. Biasanya maju seminggu, malah mundur seminggu, bulan berikutnya mundur dua minggu lagi, makanya saya mencoba untuk menghentikan.
Perlu dokter ketahui, enam bulan lalu saya di-kuret karena keguguran, mungkin lantaran kecapean. Katanya, kesempatan untuk hamil agak lama kalau sudah di-kuret. Apa betul, Dok? Tolong dijelaskan juga bagaimana caranya menghitung masa subur dan frekuensi berhubungan intim yang baik supaya bisa segera hamil.
Rita di Sunu

Jawaban
USG singkatan dari ultrasonografi, yang dinilai adalah pantulan dari suara yang dilemparkan oleh alat. Transvaginal berarti melalui vagina, melalui Miss Jelita. Apakah bisa melihat sel telur? Sel telur itu sangat kecil dan tidak bisa dilihat. Ketika kita melakukan hubungan intim, suami melepaskan minimal 20 juta sperma. Coba bayangkan kalau ada dua sel telur, bisa dipastikan hampir setiap orang akan melahirkan anak kembar.
Setiap orang dalam siklus haidnya hanya melepaskan satu sel telur. Ketika dokter yang memeriksa Bu Rita mengatakan nanti pada bulan berikut ada dua, ada tiga atau empat sel telur, kemungkinan yang dilihat adalah indung telurnya. Mungkin yang dimaksud teman dokter itu adalah bagaimana supaya kedua indung telur yang ada di sebelah kiri dan sebelah kanan itu bisa berproduksi dengan bagus. Yang tadinya mungkin hanya sebelah yang menghasilkan sel telur, bagaimana yang sebelahnya juga dipicu supaya kedua-duanya bisa aktif , tapi tidak menghasilkan sel telur dalam waktu yang bersamaan karena satu saja dalam setiap siklus haid.
Pertanyaan berikutnya mengenai kuret, banyak faktor yang menyebabkan seseorang di-kuret : ada karena haid terus menerus tidak mau berhenti, ada karena penebalan dinding rahim sehingga sulit hamil, ada pula karena keguguran atau hamil di luar kandungan.
Mengingat Bu Rita pernah hamil tapi kemudian keguguran, berarti Bu Rita sebenarnya masih subur, suami juga cukup subur.
Memang benar salah satu resiko tindakan kuret itu membuat rahim jadi terganggu. Tapi kalau dikerjakan dengan baik oleh dokter yang profesional, hal itu bisa terhindar, resiko bisa minimal. Kecuali kalau umpamanya digugurkan secara ilegal dengan memasukkan berbagai macam benda-benda asing ke dalam Miss Jelita, ini yang beresiko bisa menyebabkan kemandulan, sulit hamil. Tapi kalau di-kuret dengan baik dan dibersihkan sampai tuntas, lalu diberikan obat supaya dinding rahimnya bisa normal kembali, tentu kesuburan tidak akan terganggu.
Mengenai masa subur, kalau kita ingin melihat masa subur, kita harus punya data tentang siklus haid kita. Ada beberapa metode untuk menentukan masa subur, yang paling praktis yaitu dua minggu dari hari pertama haid sampai satu minggu ke depan, dengan asumsi bahwa kita mengalami siklus haid hanya 28 hari. (jarak antara hari pertama haid sampai hari pertama haid berikutnya hanya 28 hari).
Kalau mau yang lebih akurat lagi, kita harus melihat data siklus haid kita selama 6 bulan ke belakang, berapa rata-rata siklus haid kita, ini yang kita hitung. Anggaplah rata-rata siklus haid kita 30 hari, terus kita bagi dua, hasilnya 15 hari. Nah, 15 ini ditambahkan hari pertama siklus haid kita. Misalnya tanggal 1, berarti 1+15=16. Jadi, rentang masa subur kita dari tanggal 14 (16-2) sampai 19 (16+3).
Alternatif yang ketiga dengan mengukur suhu Miss Jelita setiap hari. Kita bisa lihat suhu Miss Jelita setiap hari sama. Tapi bila pada hari tertentu melonjak suhunya namun kita tidak dalam keadaan demam, itu menunjukkan kita dalam fase ovulasi, pelepasan sel telur. Nah mulai di situ masuk masa subur.
Bagaimana frekuensi hubungan seksual dalam rangka memprogramkan keturunan? mitos yang beredar bahwa semakin sering berhubungan maka semakin besar peluang hamilnya. Tidak seperti itu, karena laki-laki juga punya kemampuan yang terbatas dalam menghasilkan sperma. Memang laki-laki memproduksi sperma setiap saat, tapi apakah jumlahnya maksimal setiap saat? Makanya sebelum masuk masa subur (2-3 hari sebelum masa subur) sebaiknya puasa berhubungan, tapi suami jangan mengalihkan puasa tersebut dengan melakukan masturbasi. Begitu masuk masa subur, baru berhubungan. Setelah itu, kalau mau berhubungan 2-3 kali dalam satu waktu ya silakan, kemudian puasa lagi, 2-3 hari, lalu berhubungan lagi, setelah itu puasa lagi. Jangan tiap hari berhubungan, apalagi setiap saat. Nanti setelah lewat masa subur, silakan, mau setiap saat juga tidak masalah karena kemungkinan terjadinya kehamilan sudah kecil. Tapi kalau selama masa subur harus benar-benar diatur.

2 comments:

  1. aya mau tanya..Dok.berhubungan tidak memakai pengaman tapi tidak mengeluarkan sperma kedalam rahim kira-kira bisa hamil ga ya Dokter?setelah itu apakah harus mengkonsumsi pil KB??

    ReplyDelete
  2. bila tidak ingin hamil maka janganlah berhubungan sexual...

    ReplyDelete

Followers