Thursday 21 August 2008

Cara Menunda Kehamilan dengan ML yang Terputus

Saya berusia 27 tahun dan kini telah menjadi ibu dua orang anak. Di awal pernikahan, kami menunda kehamilan dengan mengkonsumsi pil KB, dan 6 tahun berselang baru punya bayi. Saat ini saya belum ingin punya anak lagi, tapi saya tidak mau ber-KB. Saya pernah dengar talk show di radio, katanya kalau lagi ML dan spermanya ditumpahkan di luar, kemungkinan masih bisa hamil juga karena – katanya - cairan pertama (pelepasan awal) yang keluar itu lebih gesit. Apa betul, Dok?Mira

Jawaban

Mbak Mira rupanya pernah mengalami trauma saat mengikuti program KB. Maksudnya ingin menunda kehamilan, akhirnya malah tertunda lama sekali karena pengembalian kesuburannya memakan waktu cukup lama, sampai harus menunggu 6 tahun. Melakukan hubungan intim terputus dengan maksud untuk mencegah terjadinya ejakulasi di dalam rahim dikenal dengan nama coitus interuptus. Tingkat keberhasilan penundaan kehamilan dengan cara seperti ini sangat rendah. Karena ketika mendekati ejakulasi, seorang pria sangat sulit mengendalikan diri. Ini yang terjadi sehingga ketika hendak ejakulasi, terlambat dicabut. Melakukan KB dengan cara seperti itu juga tidak sehat dalam melakukan hubungan intim. Kenapa? Karena hubungan intim tersebut tidak dinikmati lantaran selalu ada perasaan was was, jangan sampai kebablasan. Karena kekhawatiran itu pula, bisa-bisa pasangan kita berhenti ereksi sebelum ejakulasi. Ketika hal itu terjadi, kedua-duanya tentunya tidak akan mencapai kepuasan. Itu ditinjau dari segi pria. Bagaimana dari sisi wanita? Ketika melakukan hubungan seperti ini, wanita juga merasa was-was, jangan sampai suaminya tidak bisa menahan diri. Karena terbebani perasaan was-was, wanita yang pada umumnya memang lama baru bisa meningkat gairahnya untuk mencapai kepuasan, akhirnya membutuhkan waktu lebih lama lagi, bahkan dia tidak menikmati hubungan intim itu sendiri. Melakukan KB dengan cara seperti itu juga bisa menjadi pemicu pertengkaran dalam rumah tangga. Ketika suami tidak bisa menahan diri dan melakukan ejakulasi di dalam, istrinya marah-marah. Buntutnya, istrinya tidak mau lagi diajak berhubungan intim karena masih dihantui kekhawatiran apakah hamil atau atau tidak. Saya pribadi tidak menganjurkan cara ini sebagai metode KB meskipun dianggap sebagai metode yang alami. Kalau Mbak Mira memang ingin menunda kehamilan dan tidak ingin terganggu kesuburannya karena faktor hormonal seperti menggunakan pil KB atau suntik, bisa menggunakan alat kontrasepsi dalam rahim yang tidak mengandung hormonal serta relatif lebih aman dan tingkat pengembalian kesuburannya juga jauh lebih cepat. Tapi untuk lebih jelasnya harus konsultasi dulu dengan bidan atau dokter kandungan sebelum pemasangan alat kontrasepsi non-hormonal tersebut. Mengenai cairan ejakulasi awal, kalau yang pertama hanya pelepasan cairan lendir saja berarti di situ tidak ada sperma. Tapi kalau memang terbukti cairan ejakulat itu sudah mengandung sperma dan jumlahnya banyak dari segi kuantitas. Kualitasnya juga lebih bagus ketimbang yang ejakulasi kedua dan ketiga. Karena itu, kalau memang benar-benar melakukan hubungan yang terputus, tidak ada yang pertama keluar di dalam. Begitu mau keluar, mestinya sudah harus di luar. Cuma persoalannya, sanggup nggak pasangan kita melakukan hal itu, karena ini sangat mengganggu

No comments:

Post a Comment

Followers